Alat kelamin wanita, atau disebut vagina, adalah suatu benda yang berbentuk “selongsong” yang tersembunyi didalam tubuh. Organ intim ini
diawali dengan lubang masuk yang berbentuk bingkai dan terdiri atas dua lapis, dari tempat inilah sel bibit laki-laki masuk, dan tentu saja tempat ini juga merupakan tempat keluar dari hasil pembuahan setelah
disimpan selama sembilan bulan
dalam perut wanita.
Bibir besar merupakan bingkai yang ada di bagian luar dan berbentuk dua bibir yang tebal
dan lunak, serta sering ditumbuhi bulu-bulu lebat.
Bagian ini biasa disebut labia mayora. Labia mayora berfungsi sebagai bantalan pelindung dari benturan-benturan luar,
bentuknya tampak gemuk penuh lemak tebal di bawah
kulit. Rambut tebal di daerah ini memang tidak jelas fungsinya,
bahkan ada fase “tren”wanita senang mencukur atau mencabut bulu-bulu ini.
Namun, ada juga yang
berpikiran, rambut tersebut sebagai daya tarik hingga organ
tersebut tampak indah menarik
dan sensual bagi pasangan.
Adapun dibagian dalamnya, ada
dua bibir lunak lagi yang juga terdiri atas dua bagian dan
biasanya tidak berambut yang sering disebut Labia minora.
Bibir ini biasanya lebih tipis
dibandingkan labia mayora, dan
berfungsi sebagai penutup lubang vagina layaknya pintu
yang bisa menutup keluar dan kedalam. Pada tiap wanita panjang dari labia minora ini berbeda-beda, ada yang panjang ada yang pendek sekali. Ada
sebentuk organ yang terletak tepat di atas lubang kencing
yang juga bisa berereksi karena
banyak mempunyai pembuluh-pembuluh kapiler.
Benda ini disebut klitoris atau kelentit yang sebenarnya
bentuk dan fungsinya hampir sama dengan penis pada laki-laki,yang bentuknya pada umumnya kecil memanjang seperti biji kacang.
Klitoris ini sangat sensitif karena juga merupakan berkumpulnya ujung-ujung saraf sensoris.
Sentuhan dan rabaan yang berbentuk rangsangan dapat
membuatnya ereksi dan mengirim sinyal ke otot disekitar vagina untuk berkontraksi dalam prosesnya menuju suatu puncak kenikmatan (orgasme clitoral).
Di antara labia minoraitulah ada
lubang yang biasa disebut vagina, bentuknya seperti
lorong yang memanjang kedalam, sedang kedalamannya
sangatlah bervariasi.
Di sekitar liang vagina ini, ada dua buah kelenjar yang bermuara disini, yaitu kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
Kedua kelenjar itu menghasilkan
suatu cairan bening yang
tujuannya sebagai pelumas
sehingga memudahkan saat
penis akan masuk ke dalam
vagina.Produksi dari kelenjar-
kelenjar ini akan makin
meningkat saat si wanita
terangsang, baik karena
bercumbu maupun karena
adanya rangsangan saraf dari
otak yang mengalami aktivasi
akibat dipacu oleh rangsangan
sentuhan atau elusan di sekitar
daerah erogen si wanita.
Daerah Erogen
Daerah erogen adalah daerah
yang sangat sensitif dan penuh
dengan saraf perasa. Bila daerah
erogen dirangsang akan dengan
cepat meningkatkan keinginan
seksual si wanita.
Daerah erogen pada setiap
wanita juga berbeda- beda, tapi
umumnya ada terletak di sekitar
bibir, telinga bagian belak a n g ,
leher, buah dada, paha terutama
bagian dalam, punggung bagian
bawah dan tentu saja sekitar
alat kelamin. Klitoris merupakan
pusat dari bagian tubuh yang
erogen.
Saat seorang wanita dicumbu,
cairan di sekitar vagina akan
meningkat dan menyebabkan
vagina basah, cairan yang
dikeluarkan oleh kelenjar
bartholin dan skene ini
bertujuan untuk persiapan saat
penis akan memasuki vagina.
Lalu berikutnya vagina akan
mulai memanjang dan
mengembang karena
mempersiapkan diri untuk
dimasuki (penetrasi) oleh penis
lelaki.
Sebesar atau sepanjang apa pun
penis lelaki akan dapat diterima
oleh vagina wanita karena
vagina mempunyai dinding
yang berlipat lipat sehingga bisa
menyesuaikan diri.Namun hal ini
bisa terjadi kalau secara
psikologis tak ada penolakan
dari si wanita sehingga
kondisinya menjadi rileks dan
tidak tegang. Kalau kondisi
tegang yang terjadi akan
berakibat sebaliknya.
Vagina akan mengerut dan
menyempit sehingga kadang
satu jari pun akan sulit untuk
memasukinya. Keadaan seperti
ini yang terjadi terus-menerus
disebut disfungsi seksual pada
wanita atau sering disebut
sebagai vaginismus. Sering
wanita yang pertama kali
melakukan hubungan seksual
mengalami keadaan ini sehingga
dia merasa tidak nyaman dan
akan merasa nyeri saat
penetrasi.Namun, keadaan ini
biasanya hanya bersifat
sementara . Itulah pentingnya
mempelajari atau belajar sex
education bagi pasangan
pengantin baru agar hal ini tidak
terjadi terhadap mereka.
Cairan Vagina
Kita tahu, rahim itu mempunyai
peranan penting dalam
mendatangkan haid, tapi di luar
itu vagina pun se-benarnya
mengeluarkan cairan- cairan
khas dan itu adalah normal, dan
ada beberapa bentuk yang bisa
dihasilkan. Bagian dari leher
rahim pada masa di antara
menstruasi seorang wanita
selalu mengeluarkan cairan yang
agak bening yang berbentuk
agak berlendir.
Adapun vagina sendiri juga
dindingdindingnya
mengeluarkan cairan yang
merembes keluar dari pori-pori
dindingnya. Umumnya,
jumlahnya tidaklah banyak pada
keadaan biasa, tetapi pada
keadaan tertentu, misalnya pada
saat kehamilan atau si wanita
mengalami gangguan emosional
akan bertambah banyak cairan
yang dikeluarkan. Begitu juga
saat wanita mengalami
rangsangan seksual yang
memadai.
Selain dari cairan-cairan yang
dikeluarkan di atas, vagina
wanita juga masih mempunyai
kemungkinan mengeluarkan
cairan yang disebabkan oleh
kelenjar bartholini yang ada di
sekitar mulut vagina,yang
sangat mudah terangsang saat
terjadinya aktivitas seksual.
Cairan yang dikeluarkan oleh
kelenjar ini, biasanya bentuknya
transparan atau kadang mirip
seperti susu dengan sedikit bau
yang khas.
Terkadang cairan ini juga tidak
berbau, bila dipegang akan
terasa licin dan bila mengering
agak sedikit berwarna
kekuningan. Cairan inilah yang
berguna untuk menjaga dan
menghindari vagina dari
keadaan yang kering yang bisa
memudahkan terjadinya infeksi
baik oleh bakteri,jamur,maupun
virus.
Tanda Adanya Infeksi
Bila terjadi gangguan pada
vagina,yang bisa terlihat
bukanlah dari banyaknya cairan
yang keluar dari vagina,tetapi
dapat segera diketahui dari
adanya iritasi yang terjadi.Bau
yang terasa tidak enak bahkan
cenderung busuk dan
menyengat, atau terlihat adanya
warna yang tidak biasanya. Bila
ada iritasi, biasanya akan
disertai dengan adanya rasa
gatal dan adanya tanda-tanda
radang seperti bengkak,
memerah pada vagina atau
vulva atau juga di sekitar alat
kelamin termasuk paha atas.
Bagaimana Infeksi Terjadi?
Hal-hal yang bisa saja
menyebabkan keadaan seperti
di atas sehingga vagina
mengeluarkan cairan yang
berlebihan dan tidak normal
seperti: Adanya benda asing
yang tertinggal, baik disengaja
atau tidak disengaja seperti
misalnya sisa pembalut, tampon,
atau alat kontrasepsi yang tidak
dipersiapkan dengan baik.
Benda-benda ini akan
menyebabkan vagina akan
mengeluarkan cairan yang
sangat berlebihan dan biasanya
disertai bau yang sangat
keras.Keadaan seperti ini baru
bisa diatasi kalau penyebabnya
sudah dikeluarkan dan vagina
dicuci bersih. Terjadinya
keadaan iritasi akibat pemakaian
zat-zat kimia seperti desinfektan
yang ada dalam bak mandi,
deodoran vagina,kontrasepsi
yang berbentuk cairan atau jelly
dan juga berbagai jenis sabun.
Biasanya juga setelah penyebab
dihilangkan, keadaan ini tidak
akan segera menghilang begitu
saja. Terjadinya kematian pada
sel-sel di sekitar vagina akibat
menopause. Adanya erosi atau
pengikisan yang terjadi pada
leher rahim karena hubungan
seksual yang berlebihan. Akibat
adanya infeksi yang disebabkan
bakteri, atau karena tumbuh
jamur atau akibat infeksi
lainnya.